Jumat, 30 September 2011

KETIKA IMPIAN BERUBAH MENJADI MIMPI BURUK


Kita sebagai manusia pasti memiliki banyak impian. Ada yang memiliki impian mendapatkan pasangan seorang putri atau pangeran nan rupawan. Ada yang bermimpi menjadi seorang Presiden. Tak sedikit yang berfantasi terbang ke luar angkasa. Banyak juga yang impiannya sederhana saja, memiliki sebuah rumah yang cukup nyaman bagi keluarganya yang bahagia.

Karena ada dalam pikiran kita sendiri, bukan di dunia nyata, impian itu bebas tak terbatas. Dari impian irasional yang mustahil dapat diwujudkan sampai impian rasional yang lebih mudah terwujud. Impian irasional biasanya berupa khayalan-khayalan bagai di negeri dongeng yang tak ditemukan di dunia nyata. Bagi sebagian orang khayalan di pikirannya mungkin sebagai hiburan semata untuk sejenak melupakan dunia nyata. Bagi sebagian lagi, khayalan ini sangat penting karena berguna dalam profesinya, seperti seniman, novelis, sineas dan sebagainya.

Tentu tak semua orang suka berkhayal seperti itu. Mereka lebih suka membumi. Impian mereka rasional, dapat diwujudkan secara nyata. Berbeda dengan impian irasional yang tak terbatas oleh ruang dan waktu, impian rasional biasanya terbatas di masa yang akan datang di suatu tempat yang paling masuk akal didiami manusia.

Impian rasional adalah suatu keinginan manusia di masa depan yang mungkin dapat diwujudkan. Impian ini bisa berupa tujuan jangka panjang seperti cita-cita atau harapan-harapan besar dan tujuan jangka pendek yang bisa disebut harapan kecil.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut kita tentu harus melakukan berbagai tindakan nyata yang konsisten. Tindakan dan pekerjaan yang kita lakukan itu sudah pasti tidak singkat dan tidak mudah. Membutuhkan serangkaian proses yang panjang berliku-liku, naik turun bahkan jatuh bangun.

Dalam proses ini kita mengalami susah, senang, sedih, semangat, suka dan duka. Seandainya lebih banyak suka tentu tak banyak masalah bagi kita. Bagaimana kalau ternyata lebih banyak duka ? Sedangkan dalam kehidupan nyata umumnya kita mungkin lebih banyak merasa mengalami duka daripada suka. Jika kita kurang bijak dalam menyikapi, menghadapi dan mengatasinya maka impian yang indah bisa berubah menjadi mimpi buruk berkepanjangan.

Agar impian indah tidak menjadi mimpi buruk melainkan menjadi kenyataan yang membahagiakan, apapun proses yang kita alami suka duka, jatuh bangun atau naik turun nikmatilah dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan kepada Sang Pencipta dan Pemilik Kehidupan. Proses yang kita lakukan ini berhasil atau tidak, tergantung dari cara kita memandang dan menilainya.

Contoh sederhana misalkan kita sekarang berada di Jakarta dan memiliki impian pergi ke Bali. Untuk mewujudkan impian itu, tindakan pertama tentu memilih transportasi yang akan digunakan. Ada pesawat terbang, bis, kereta api, mobil, sepeda motor, sepeda dan berjalan kaki. Kalau cukup memiliki uang kita pilih pesawat terbang. Pilihan ini bukan ingin bersombong ria, contoh transportasi lain kalau ditulis di sini bisa sangat panjang. Bisa jadi sebuah buku kisah suka-duka sebuah perjalanan.

Pesawat terbang proses perjalanannya memang relatif lebih cepat, mudah dan nyaman daripada pilihan transportasi yang lain. Tapi benarkah sangat mudah ? Ketika memesan tiket bisa saja kita kehabisan. Sudah dapat tiket berada di bandara mungkin saja mendadak penerbangan ditunda atau malah dibatalkan. Berhasil naik ke pesawat ternyata duduk di sebelah orang yang mabuk udara. Dalam perjalanan terbang sangat mungkin pesawat mengalami gangguan cuaca atau teknis. Bisa dibayangkan jika kita tidak menyikapi, menghadapi dan mengatasi semua keadaan buruk itu dengan bijak. Impian kita ke Bali berubah menjadi mimpi buruk yang menyebalkan bahkan mengerikan.

Kalau kita bijak. Ketika kehabisan tiket atau penerbangan ditunda, ikhlaskan saja siapa tahu Tuhan memang menghendaki kita menunda perjalanan karena kita belum benar-benar siap. Mungkin ada yang lupa terbawa atau barangkali perlu lebih mematangkan rencana. Kalau benar seperti itu syukurilah. Waktu duduk bersebelahan dengan orang yang mabuk udara, Ikhlaslah dan bersyukurlah Tuhan memberi kesempatan kita untuk membantu teman baru kita tersebut. Alih-alih tanpa diduga ternyata setelah ditolong, teman sebelah kita ini mau membantu akomodasi kita selama di Bali. Luar biasa bukan ? Pada saat pesawat mengalami gangguan cuaca atau teknis, Ikhlaskan sepenuhnya semua hidup mati kita kepadaNya. Bisa saja sebelum berangkat kita lupa kepada Tuhan. Lupa berdoa. Dalam situasi ini kita seperti diingatkan dengan keras agar tidak melupakan Kuasa Tuhan. Bersyukurlah Tuhan masih berkenan mengingatkan kita.

Sebelum sampai ke Bali, sebelum impian kita terwujud. Sebenarnya kita telah mendapatkan pengalaman yang luar biasa dalam proses menuju impian itu. Dilihat dari sudut pandang spiritual kita telah berhasil. Berhasil menemukan Keagungan Tuhan. Tentu pengalaman ini sangat membahagiakan.

Kamis, 29 September 2011

KEBINGUNGAN DALAM MENGGAPAI IMPIAN

Mungkin kita tahu, impian yang rasional harus digapai dengan melakukan tindakan nyata. Kita sadar harus berbuat sesuatu. Seringkali yang membuat kita bingung adalah tidak tahu harus melakukan apa. Ibarat akan pergi ke suatu tempat. Kita tahu tujuan kita tapi tidak tahu harus menggunakan transportasi apa dan rute yang akan dilalui. Kebingungan seperti ini umumnya banyak melanda usia muda walau tak sedikit juga yang berusia lebih tua. Dalam kebingungan ini ada yang akhirnya menemukan jalannya. Banyak juga yang tersesat, tak jelas lagi kemana arah tujuan

1 hal yang harus kita lakukan ketika merasa bingung tersesat adalah diam, jangan bergerak kemanapun agar tidak panik. Setelah tenang, lihat sekeliling dan tinjau kembali arah kita lalu cobalah mencari bantuan yang tepat.

Rabu, 28 September 2011

KENYATAAN HIDUP LEBIH SERING TAK SEINDAH IMPIAN

Impian itu selalu indah dan kenyataan hidup lebih sering tak seindah impian kita. Itulah sebabnya banyak di antara kita berusaha lari dari kenyataan dengan berbagai cara dari yang ringan, misalnya selalu berkata “Semua akan indah pada waktunya”. Sampai yang berat, seperti menggunakan narkoba atau malah hidup di dunia impiannya sendiri alias gangguan jiwa. Dan yang terberat tentu saja lari dari kenyataan dengan mengakhiri hidupnya sendiri

Seburuk apapun kenyataan hidup hadapilah dengan ikhlas dan bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mewujudkan impian-impian kita yang rasional, itulah harapan.

Selasa, 27 September 2011

SELALU MELIHAT “KE ATAS” TERBUAI IMPIAN

Impian biasanya tinggi di awang-awang. Impian yang berbahaya adalah ketika kita selalu melihat “ke atas” lalu lupa melihat “ke bawah, sekeliling dan ke dalam diri kita sendiri”. Karena selalu melihat “ke atas” kita merasa berada di dasar jurang paling dalam. Merasa paling menderita di dunia. Selalu mengeluh, impian tak pernah bisa diraih. 

Andai kita mau terbangun dari mimpi kita, melihat sekeliling, ke bawah dan ke dalam diri. Kita akan tersadar bahwa kita berada di sebuah bukit subur nan indah. Sementara banyak orang di bawah sana tinggal di dataran gersang nan tandus bahkan ada yang benar-benar terperosok di dasar jurang dan mereka membutuhkan pertolongan kita.

Senin, 26 September 2011

IKHLAS DAN BERSYUKUR DALAM MENGGAPAI IMPIAN

Kita semua pasti punya impian. Ada yang memang sekedar bermimpi dan ada yang berusaha diwujudkan. Impian yang mungkin dapat diwujudkan adalah harapan. Harapan yang berusaha dicapai adalah cita-cita. Cita-cita dijabarkan dalam tujuan-tujuan. Tujuan hanya dapat diraih dengan melakukan berbagai tindakan. 

Jadi silakan bermimpi, kalau ingin diwujudkan, lakukan tindakan nyata. Kelihatannya sederhana tapi prosesnya panjang dan berliku. Nikmati apapun prosesnya dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan kepada Maha Kuasa.

Sabtu, 24 September 2011

MENGAPA KITA HARUS BEKERJA ?

Apakah arti bekerja bagi kita masing-masing ? 
Sekedar menyambung hidup, aktualisasi diri atau mengumpulkan harta sebanyak mungkin
Bermanfaat bagi banyak orang atau malah merugikan orang lain ? 
Pertanyaan mendasar adalah mengapa kita harus bekerja

Sekedar renungan akhir pekan menjelang libur bekerja.

Jumat, 23 September 2011

PENGGILA KERJA


Sebagian besar dari kita pasti menyukai hari libur, waktu istirahat dan bersantai. Ada sebagian kecil orang justru merasa tak nyaman untuk bersantai dan tidak bekerja. Bahkan waktu tidurnya sangat sedikit antara 2 – 3 jam perhari cukup baginya. Dia merasa nyaman justru ketika bekerja dan selalu bekerja. Mereka dijuluki penggila kerja (workaholics). Pekerja keras dalam arti sesungguhnya yang memiliki bakat alam mencapai keberhasilan dalam bidangnya. Walau mungkin keberhasilan dan kebahagiaan bukan tujuan baginya karena pikiran dan tubuhnya bagai mesin yang terus bekerja dan selalu bekerja.

Kamis, 22 September 2011

KERJA BIJAK

KERJA KERAS adalah kata dan saran yang telah lama kita dengar untuk mencapai keberhasilan. Mungkin karena kerja keras lebih cenderung ke pengertian fisik, belakangan ini dimunculkan istilah KERJA CERDAS. Suatu idiom yang lebih cenderung menggunakan kecerdasan otak daripada fisik. 

Barangkali ada 1 hal yang dilupakan dalam mencapai keberhasilan, selain fisik dan otak, yaitu hati. Sehingga istilah yang lebih tepat adalah KERJA BIJAK. Memadukan dengan bijak antara fisik, otak dan hati.

Rabu, 21 September 2011

IKHLAS DAN BERSYUKUR BERAPAPUN REJEKI DARI TUHAN ITU PILIHAN BIJAK


Sebagai karyawan biasa, apa keluhan yang sering terdengar ? Gaji kecil.

Solusi pertama yang banyak dipilih adalah cari pekerjaan lain. Tapi karena kita karyawan biasa saja, memang tak mudah mencarinya. 
Solusi kedua, wiraswasta. Perlu keberanian yang sepadan dengan resikonya. Kurang menarik bagi yang tak suka spekulasi. 

Kalaupun akhirnya kita tetap memilih bekerja seperti sekarang, ikhlaskanlah anugrah dari Tuhan. Bersyukurlah masih bekerja dan ada jutaan orang yang berpenghasilan di bawah kita.

Selasa, 20 September 2011

BEKERJA ADALAH BERDOA

Banyak yang belum menyadari bahwa bekerja adalah berdoa.
Berdoa dalam perbuatan dan tindakan dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, tidak hanya bagi diri sendiri, terutama bagi masyarakat keseluruhan.

Senin, 19 September 2011

BEKERJA KARENA RASA SYUKUR DAN KEIKHLASAN

Kita seringkali dituntut oleh orang lain dan tentu oleh diri kita sendiri untuk berhasil dalam pekerjaan kita. Tuntutan harus berhasil ini menjadi beban tekanan yang membuat stress. Cobalah kita bekerja karena rasa syukur telah mendapat kepercayaan dan tanggung jawab lalu ikhlaskanlah apapun hasilnya kepada Maha Kuasa, niscaya kita akan bekerja dengan sedikit beban serta kemungkinan untuk berhasil akan lebih besar.

Jumat, 16 September 2011

KENAPA KITA LEBIH MENGINGINKAN SUKSES DAN KAYA DARIPADA BAHAGIA ?

Boleh dibilang semua orang ingin hidup bahagia. Ada yang bercita-cita mau menjadi orang sukses, itu pasti karena ingin hidup bahagia. Jika ada yang berusaha bekerja keras mengumpulkan banyak harta agar kaya raya, tak lain tak bukan dia tentu ingin hidup bahagia.

Sesungguhnya kebahagiaan menjadi tujuan hidup banyak orang. Tapi kalau ditanya, “Apa  tujuan hidupmu ?” jawaban yang sering kita dengar dan katakan adalah : “Saya ingin sukses” atau “Saya mau jadi orang kaya raya”. Jarang orang menjawab, “Saya ingin bahagia”.

Kenapa begitu ? Salah satu alasan utama adalah karena banyak orang tidak memahami makna kebahagiaan. Mereka sering menyamakan arti kebahagiaan dengan kesenangan. Acapkali rancu pengertian kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan.

Kesenangan itu suatu aktivitas yang kita sukai, seperti hobi. Misalnya memancing, bepergian, berolahraga atau pekerjaan yang kita sukai. Kegembiraan adalah suatu keadaan dan kondisi meriah yang membuat kita tertawa dan bersorak. Umumnya dilakukan oleh sekumpulan orang seperti misalnya pesta ulang tahun dan berbagai kemeriahan lainnya. Sedangkan kenikmatan biasanya berkaitan dengan pemanjaan tubuh seperti makan enak, spa, pijat dan sebagainya. Pada dasarnya kegembiraan dan kenikmatan menimbulkan juga kesenangan sehingga untuk selanjutnya dalam tulisan ini kegembiraan dan kenikmatan disebut saja dengan kesenangan.

Dengan kesuksesan dan kekayaan kita bisa mendapatkan banyak kesenangan. Kesuksesan adalah puncak dari pekerjaan atau kegiatan yang kita sukai sehingga menjadi puncak kesenangan kita. Sedangkan dengan kekayaan kita bisa membeli semua kesenangan yang kita mau. Kita mengejar kesuksesan dan kekayaan sesungguhnya untuk memperoleh kesenangan. Karena banyak orang rancu antara kesenangan dan kebahagiaan maka kita berusaha mencari kesenangan melalui kesuksesan dan kekayaan. Bukan menginginkan kebahagiaan yang sebenarnya menjadi tujuan hidup banyak orang.

Lalu apa bedanya kesenangan dan kebahagiaan ? Kesenangan memang membahagiakan tapi hanya sementara. Kesenangan kita rasakan hanya saat keadaan tersebut berlangsung. Kesenangan karena kesuksesan, berapa lama dapat dirasakan ? Biasanya setelah satu kesuksesan berlangsung beberapa saat kita akan merasa biasa lagi, tidak merasakan kesenangan. Lalu kita mencoba meraih kesuksesan yang lebih tinggi lagi untuk mendapatkan kembali kesenangan. Mungkin bisa lebih sukses, mungkin juga malah gagal. Kalaupun sukses lagi, berapa lama merasakan kesenangan ? Sebentar saja. Demikianlah seterusnya mungkin seumur hidup kita, kesuksesan demi kesuksesan hanya menimbulkan kesenangan sementara saja.

Kesenangan dari kekayaan, berapa lama dapat bertahan ? Dengan kekayaan kita bisa membeli satu kesenangan, setelah beberapa saat kita mulai bosan. Lalu kita mencoba mencari kesenangan lain, kemudian bosan lagi. Terus kesenangan demi kesenangan coba diraih tapi tak juga kunjung terpuaskan. Kesenangan dari kekayaan juga hanya sementara.

Sedangkan kebahagiaan adalah suatu kondisi kejiwaan dan spiritual yang senantiasa bersyukur dan menerima kehidupan dalam kondisi apapun termasuk senang, susah, sukses, gagal, kaya, sederhana, suka maupun duka. Kesenangan hanya sebagian kecil saja dari kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki makna lebih luas, mendalam dan pasti tidak bersifat sementara.

Dalam kehidupan ini kita pasti tidak mungkin terus menerus mengalami kesenangan. Kalaupun misalnya sampai ada yang terus menjalani kesenangan, suatu saat pasti akan merasa biasa saja, tidak lagi merasakan kesenangan. Sekali waktu kita harus merasakan susah, sedih, duka dan sejenisnya sebagai kenyataan dan variasi kehidupan. Cobalah kita bayangkan jika seseorang dari lahir sampai dewasa selalu makan dan minum manis tanpa pernah merasakan pahit, asin dan tawar. Dia pasti tidak tahu lagi arti manis karena tidak pernah merasakan variasi pembanding rasa yang lain. Pahit, manis, susah, senang, gagal, berhasil, sedih, gembira, suka dan duka adalah kenyataan yang mewarnai hidup kita.

Seseorang yang hanya mengejar kesenangan akan merasa tidak bahagia bahkan bisa stres, depresi, gangguan jiwa dan paling tragis bunuh diri ketika dia sedang mengalami berbagai peristiwa, masalah dan kesulitan yang menimbulkan kesedihan dan kesusahan.

Seseorang yang berbahagia akan selalu memandang masalah, kesulitan, kesedihan dan kesusahan yang dialaminya dari sudut pandang yang berbeda. Dia akan menerima dengan ikhlas semua masalah, kesulitan dan duka yang tentu tak dapat dihindari sebagai kenyataan yang mewarnai hidup. Dia bahkan akan mensyukurinya karena mendapatkan tantangan dan petualangan berharga sebagai ujian kenaikan tingkat menuju kehidupan yang lebih baik.

Menjalani hidup bahagia adalah bagaimana pola pikir, meramu, menghadapi dan  mengatasi susah, senang, sedih, gembira, gagal, berhasil, suka, duka dan semua kondisi kehidupan dengan bijak sehingga menjadi warna-warni yang indah. Menjalani hidup bahagia adalah seni bukan matematika karena begitu luas dan beragamnya kehidupan, tidak ada rumus atau kiat-kiat tertentu yang pasti. Namun sebenarnya dapat disederhanakan menjadi 2 elemen atau unsur penting yang ada dalam menjalani hidup bahagia yaitu IKHLAS dan BERSYUKUR.

Kala kita senantiasa ikhlas dan bersyukur dalam menjalani kehidupan dalam kondisi apapun, kita akan merasakan kebahagiaan. Untuk ikhlas dan bersyukur kita tidak perlu bersusah payah mencarinya kemana-mana, ada dalam diri kita sendiri. Ciptakanlah kebahagiaan itu di pikiran dan hati kita.

Kalau kita bahagia maka otomatis kita sukses karena telah mencapai puncak kesenangan kita. Jika kita bahagia jelas kita kaya raya karena telah mendapatkan kesenangan yang terpuaskan. JADI KITA SUKSES DAN KAYA ITU KARENA BAHAGIA bukan sebaliknya, bahagia karena sukses dan kaya. Mulai sekarang manakala ada orang bertanya, “Apa tujuan hidup anda ?” atau “Apa cita-cita anda ?”, jawablah dengan yakin dan percaya, “SAYA INGIN BAHAGIA !”

Rabu, 14 September 2011

MENJALANI HIDUP BAHAGIA BAGAIKAN MEMASAK MAKANAN

Menjalani hidup bahagia bagaikan memasak makanan.  Meracik berbagai bahan dan bumbu masakan seperti garam yang asin, gula yang manis, cabai yang pedas, kunyit yang pahit dan berbagai bahan lainnya dengan bermacam rasa. Semua bahan diramu dan diolah sedemikian rupa menjadi makanan lezat. Demikian pula dengan kehidupan, ada susah, senang, sedih dan berbagai keadaan serta aneka perasaan semua diramu dan diolah dengan bijak menjadi kebahagiaan.

Selasa, 13 September 2011

MENJALANI KEHIDUPAN BAHAGIA

Menjalani kehidupan bahagia itu sama seperti kebanyakan manusia lainnya. Mengalami susah, senang, sedih, marah dan sebagainya, yang membedakannya adalah pola pikir, cara menghadapi, mengatasi dan meramu semua aspek kehidupan menjadi warna pelangi atau lukisan yang indah membahagiakan.

Senin, 12 September 2011

KESENANGAN TIDAK SAMA DENGAN KEBAHAGIAAN

Banyak orang yang menganggap kebahagiaan sama dengan kesenangan. Sesungguhnya berbeda. Kesenangan memang membahagiakan tapi hanya sementara saja. Sedangkan kebahagiaan suatu kondisi kejiwaan dan sipritual yang senantiasa bersyukur dan menerima kehidupan dalam kondisi apapun termasuk senang dan susah. Kesenangan hanya sebagian kecil dari kebahagiaan.

Sabtu, 10 September 2011

BASA-BASIKAH MAAF LAHIR DAN BATIN YANG TERUCAP ?

Adakah ketika kita mengucapkan kalimat tersebut, saat itu juga kita berusaha memperbaiki diri
Untuk apa kita memohon maaf jika masih dendam, iri dan segala macam emosi yang merusak kehidupan
Sulitkah atau tidak mau berubah lebih baik ? 

Sekedar renungan akhir pekan lahir dan batin.

Jumat, 09 September 2011

ADAKAH MAAF LAHIR ATAU MAAF BATIN ?



Minggu lalu kita seringkali mendengar atau membaca kalimat, “Maaf lahir dan batin”. Tak aneh memang karena kalimat tersebut selalu mengiringi perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kalau saja misalnya seorang mengucapkan, mendengar, menuliskan dan membaca kalimat itu 100 kali maka di seluruh Indonesia ada lebih dari 20 milyar rangkaian kata itu terdengar dan terbaca. Seorang yang telah berusia 30 tahun bisa jadi telah akrab dengan 4 rangkaian kata itu di telinga dan bibirnya lebih dari 3000 kali selama hidupnya. Luar biasa bukan ?

Tapi tulisan ini bukan artikel matematika yang membahas hitung-menghitung. Tulisan ini tidak bermaksud untuk membahas berapa kuantitas kalimat “maaf lahir dan batin” yang berseliweran di sekitar kita. Juga sama sekali tidak bermaksud mempertanyakan atau mengkritisi suatu ritual dalam keyakinan beragama. Malah mungkin semakin menyegarkan kembali pemahaman kita tentang makna mendalam dari kata “maaf” yang barangkali disini tidak mengulasnya berdasarkan perspektif keagamaan.

Dalam tulisan yang sederhana dan ringkas ini akan dikemukakan sedikitnya ada 2 logika ganjil atau paling tidak menggelitik pikiran berkaitan dengan kalimat tersebut. Logika pertama, semakin sering kita ber “maaf lahir dan batin” semestinya kita semakin sedikit melakukan kesalahan dan semakin sedikit dendam kepada orang lain. Pada intinya kita semakin menjadi lebih baik, tenteram dan damai. Anehnya kenyataan sekarang yang kita lihat dan rasakan tidaklah demikian. Kita semakin banyak berbuat kesalahan bahkan kesalahan yang sama terus terjadi berulangkali seperti misalnya korupsi. Semakin banyak perselisihan dan kekacauan antar suku, agama, ras dan faham (SARAF). Bahkan juga keributan dalam 1 SARAF. Logika yang aneh tapi nyata bukan ? Itulah yang terjadi kini.

Logika kedua, selama ini kita selalu mendengar “maaf lahir dan batin”, anehnya di luar lebaran kita tidak pernah sekalipun mendengar atau menggunakan kata “maaf lahir” atau “maaf batin”. Logikanya kalau ada “maaf lahir dan batin” tentu ada “maaf lahir” atau “maaf batin”. Semestinya ketiga kalimat itu sering terdengar dan dipakai tapi kenyataannya mengapa hanya 4 rangkaian kata itu saja yang ada ?

Dalam bahasa sehari-hari diluar lebaran kita hanya menggunakan kata “maaf” saja. Mungkin diantara kita ada yang bisa menjelaskan berdasarkan keyakinan agama mengapa di saat Idul Fitri kita memakai kalimat “maaf lahir dan batin”. Pastinya bukan karena terjemahan dari bahasa Arab. Jelas ada alasan tertentu.

Meskipun demikian diluar alasan keagamaan, tulisan ini mencoba sedikit menelaah makna “maaf” yang sesungguhnya mendalam. Barangkali ada penambahan “lahir dan batin” setelah kata “maaf” sebagai penekanan makna yang dalam. Mengucapkan kata “maaf” tidak hanya di mulut yang merupakan wujud lahir tapi juga harus keluar dari hati sebagai wujud batin. Jadi “maaf lahir dan batin” adalah penekanan dari maaf yang terucap di mulut tapi berasal dari hati kita yang paling dalam.

Pertanyaan selanjutnya, apakah kalau kita memohon maaf tanpa embel-embel “lahir dan batin”, artinya tidak berasal dari hati ? Tentu saja tidak. Hanya dalam konteks Idul Fitri sebagai Hari Raya yang istimewa perlu penekanan khusus dalam memaknai maaf. Rasanya aneh kalau diluar lebaran kita bilang, “Maaf lahir dan batin” kepada sahabat dan saudara kita. Rangkaian kata tersebut adalah keistimewaan Idul Fitri dari sebuah makna “maaf”.

Diluar konteks lebaran, kata “maaf” yang kita ucapkan di mulut seharusnya berasal dari hati terdalam sebagai bentuk penyesalan atas kesalahan kita dan berupaya tidak berbuat kesalahan yang sama di masa kini dan masa datang. 
  
Kembali kepada logika ganjil pertama, mencoba menduga penyebabnya. Mungkin saja karena “maaf lahir dan batin” terlalu sering disebut dan didengar, justru jadi kehilangan makna. Kalimat itu dianggap sebagai basa-basi dalam mengucapkan Selamat Idul Fitri. Menjadi rutinitas dalam perayaan lebaran setiap tahun tanpa makna.

Tapi sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud mempertanyakan kalimat “maaf lahir dan batin” dalam ritual sakral keyakinan beragama. Tulisan ini hanya bermaksud menyampaikan ada logika ganjil yang menggelitik pikiran semua orang yang memahami makna dari sebuah kata “M A A F”. Kata yang sederhana terdiri dari 4 huruf tapi sesungguhnya memiliki arti luar biasa dalam kehidupan.

Akhir kata tentu saja kami memohon maaf yang bukan basa-basi jika ada kalimat yang kurang baik dan mungkin sedikit membuat kita bingung atau apapun yang kurang berkenan. Kalau hal itu sampai terjadi pasti ada kesalahpahaman yang tidak disengaja karena tulisan ini semata-mata dibuat untuk tujuan kebaikan dan kebahagiaan kita semua.



   

Kamis, 08 September 2011

Rabu, 07 September 2011

MEMAAFKAN ITU LEBIH DARI SEKEDAR MELUPAKAN

Ada yang mengatakan memaafkan adalah melupakan. Ada benarnya walau kurang lengkap. 

Memaafkan adalah melupakan segala keburukan, semua rasa sakit hati dan rasa bersalah namun tetap mengingat segala hikmah kebaikan bagi perbaikan kehidupan di masa kini dan masa mendatang.

Selasa, 06 September 2011

MEMAAFKAN DIRI SENDIRI

Kita baru saja saling bermaafan kepada orang lain. Tak sedikit ada diantara kita yang sulit bahkan merasa tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena kekurangan atau kesalahannya di masa lalu. Secara umum mereka terbagi menjadi 2 perilaku yang bertolak belakang. Bisa menjadi sangat pasif, tak berani berinisiatif karena takut salah lagi. Dapat pula menjadi sangat aktif dan temperamental. Mencoba menutupi rasa bersalah. 

Sebelum memaafkan orang lain, mereka harus memaafkan diri sendiri dulu.

Senin, 05 September 2011

SELAMAT IDUL FITRI

Bukan basa-basi, kami jelas bukan manusia sempurna
Bukan pula basa-basi, kami pasti ada kesalahan yang tidak disengaja

Dengan kerendahan hati kami memohon maaf setulusnya
Dengan kerelaan hati kami berharap dapat membina hubungan lebih erat

Dengan keikhlasan hati kami menghaturkan Selamat Idul Fitri
Dengan penuh kebahagiaan kita sambut masa depan yang lebih baik