Sabtu, 24 Desember 2011

SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012

Dengan penuh kebahagiaan kami mengucapkan :

SELAMAT HARI NATAL 2011
DAN TAHUN BARU 2012
Kepada seluruh para bahagiawan dan bahagiawati yang merayakan.
Semoga kita senantiasa merasakan kebahagiaan hari ini dan selamanya dengan selalu ikhlas dan bersyukur kepada Maha Kuasa.

Kamis, 22 Desember 2011

TELADAN CINTA KASIH IBU

Tak ada cinta kasih seperti ibu kepada anaknya.
Bisakah kita memiliki cinta kasih seperti ibu 80% saja kepada sesama manusia ?

Selamat Hari Ibu.
semoga cinta kasih ibu menjadi teladan bagi semua orang

Rabu, 21 Desember 2011

Senin, 19 Desember 2011

KASIH IBU SEPANJANG JALAN

Kasih anak sepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan. Sebuah peribahasa yang melupakan kasih ayah ? Mungkin tidak. 

Barangkali “Ibu” disini adalah personifikasi dari kasih sayang orang tua. Simbol dari cinta kasih Ayah dan Ibu kepada anak-anaknya. Pemilihan kata “ibu” dan bukan “ayah” sebagai alasan kuat mengangkat harkat dan derajat wanita di tengah-tengah dominasi pria.

Sabtu, 17 Desember 2011

BAGAIMANA SEANDAINYA TIDAK ADA STRESS ?

Berat atau ringan stress yang kita alami tergantung dari cara mengelola dan menyikapinya. 
Mungkin kita pernah terpikir mengapa manusia harus mengalami stress dalam kadar tertentu ? 
Bagaimana seandainya tidak ada stress ? 
Mungkinkah manusia menjadi tidak kreatif dan inovatif ? 
Mungkinkah manusia menjadi tidak pernah belajar untuk memecahkan masalah ? 

Sekedar renungan akhir pekan tanpa perlu mengalami stress.

Jumat, 16 Desember 2011

KENDALIKAN PIKIRAN UNTUK MENGATASI STRESS

Setiap orang berbeda-beda dalam menyikapi suatu masalah. Ada yang stress hanya karena jerawat, kekasih dan berbagai hal yang sepele bagi kita namun masalah besar bagi orang lain. Suatu masalah dianggap kecil atau menjadi besar tergantung dari persepsi pikiran kita sendiri. Ketika pikiran menyikapi suatu keadaan sebagai sebuah masalah besar maka akan memicu stress. Apabila pikiran itu tidak segera dikendalikan, akan menjadi stress yang berkepanjangan. 

Stress hanya terjadi dalam pikiran kita sendiri, kendalikanlah !

Rabu, 14 Desember 2011

STRESS DAN CINTA KASIH


Cara mengatasi stress selain dengan ikhlas dan bersyukur kepada Maha Kuasa adalah dengan cinta. Dukungan dan kepercayaan dari orang-orang dekat sangat penting ketika mengalami stress. Tanpa kasih sayang dari orang-orang disekeliling kita akan merasakan stress berkepanjangan bahkan bisa semakin terpuruk.

Cinta Kasih adalah :
Secercah cahaya kala dalam kegelapan
Seteguk air kala dalam kekeringan
Segenggam makanan kala dalam kelaparan
Sebuah harapan kala dalam keterpurukan

Selasa, 13 Desember 2011

MENGELOLA STRESS

Stress sudah menjadi bagian hidup masyarakat modern. Mungkin tidak ada manusia biasa yang belum pernah merasakan stress. Stress kini menjadi manusiawi selama tidak berlarut-larut berkepanjangan. 

Hal terpenting adalah bagaimana mengelola stress dengan sikap dan pola pikir yang tepat melalui rasa syukur dan keikhlasan kepada Sang Penguasa Kehidupan.

Sabtu, 10 Desember 2011

MENGAPA TIDAK BICARA DENGAN PERBUATAN NYATA ?


Bicara adalah salah satu kebutuhan dasar manusia tapi perlukah kita berbicara berlebihan ? 
Apakah banyak bicara akan memperjelas atau malah menimbulkan salah pengertian dan mungkin kebosanan mendengarkan ? 
Bicara itu perlu namun bukankah lebih baik “banyak bicara” dengan perbuatan nyata
Bukankah 1 perbuatan nyata dapat mengungkapkan ribuan bahkan jutaan kata-kata ? 

Sekedar renungan akhir pekan tanpa banyak bicara.

Jumat, 09 Desember 2011

BERBICARA BAGAI MENGAYUNKAN PEDANG

Lidah bagaikan pedang. Semakin banyak bicara akan semakin banyak pula ayunan pedang yang dikibaskan dan salah satu atau beberapa kibasan dapat melukai seorang bahkan beberapa orang sekaligus.

Kamis, 08 Desember 2011

Sabtu, 03 Desember 2011

APAKAH KEHORMATAN DAN HARGA DIRI DITENTUKAN OLEH GAYA HIDUP ?


Kita memang harus mengikuti perkembangan jaman, apakah berarti kita harus mengutamakan gaya hidup ? 
Mengapa harus memenuhi tuntutan gaya hidup ? Apakah kita akan mati atau sakit tanpa mengikutinya ? Apakah kehormatan dan harga diri kita sangat ditentukan oleh gaya hidup ? Bukan oleh sikap dan perbuatan atau prestasi yang baik ??? 

Sekedar renungan akhir pekan tanpa menuntut gaya hidup berlebihan.

Kamis, 01 Desember 2011

KENDALIKAN GAYA HIDUP !


Salahkah kita mengikuti tuntutan gaya hidup masa kini ? 

Mungkin tidak terlalu bermasalah selama penghasilan kita masih dapat mengikutinya. Biasanya semakin besar penghasilan kita akan semakin tinggi pula tuntutan gaya hidup. Masalah akan sangat dirasakan ketika tuntutan gaya hidup ini lebih tinggi dari penghasilan kita. 

Kendalikanlah gaya hidup kita ! Lihatlah ke bawah masih banyak orang yang jangankan memikirkan gaya hidup, untuk makan hari ini saja belum tentu ada.

Rabu, 30 November 2011

GAYA HIDUP KINI DAN DAHULU

Mengapa orang-orang tua dahulu kebanyakan terlihat lebih sabar dan tidak terlalu mementingkan diri sendiri bahkan mau berkorban bagi banyak orang ? 

Salah satu sebab utama karena dahulu tuntutan gaya hidup tidak seperti sekarang. Dahulu gaya hidup adalah kebutuhan paling bawah sedangkan kini telah menjadi kebutuhan primer, malah sebagian orang menempatkannya di urutan paling atas. 

Gaya hidup masa kini telah membuat banyak orang menjadi kurang sabar, lebih mementingkan diri sendiri, tak peduli dengan orang lain, banyak mengeluh dan tentu saja kurang bahagia, kalau tidak mau dikatakan menderita.

Selasa, 29 November 2011

GAYA HIDUP TAK AKAN ADA HABISNYA

Sungguh prihatin mendengar adanya korban dalam sebuah acara penjualan murah smartphone terkenal. Ribuan orang rela antri dan berdesak-desakan hanya untuk membeli dengan harga murah sebuah alat komunikasi yang telah menjadi tuntutan gaya hidup masa kini. 

Kondisi ini cukup membuktikan bahwa gaya hidup modern telah menjadi kebutuhan primer di masyarakat perkotaan. Gaya hidup sama pentingnya dengan sembako. Luar biasa. 

Disadari atau tidak, gaya hidup telah menjadi tuntutan hidup yang harus terpenuhi. Jika tidak terpenuhi, orang bisa mengalami stress bahkan depresi. Untuk mengurangi penderitaan itu cobalah hindari gaya hidup berlebihan. Gaya hidup bukan membahagiakan tapi seringkali mengecewakan karena tidak akan ada habisnya.

Senin, 28 November 2011

TUNTUTAN GAYA HIDUP MODERN DI KALANGAN REMAJA

Cukup mengejutkan menemukan cukup banyak kasus orang muda usia 15 sampai 25 tahun merasa sulit tidur dengan beragam alasan. Umum diketahui kasus seperti ini kebanyakan menimpa kalangan usia dewasa 25 tahun ke atas. Usia dewasa yang harus lepas dari orang tua untuk menghidupi diri sendiri membuat beban hidup lebih berat yang menimbulkan stress. Mudah dipahami jika kemudian mereka menderita sulit tidur. Tapi cukup sulit dimengerti jika remaja yang masih dihidupi oleh orang tua sampai merasa sulit tidur. 

Meskipun banyak faktor penyebab namun dapat diduga kuat akar permasalahan adalah tuntutan gaya hidup modern. Harus terpenuhinya semua tuntutan gaya hidup remaja masa kini. Harus mengikuti tren pergaulan dan sebagainya. Apabila tidak terpenuhi tuntutan itu, mereka akan stress lalu merasa sulit tidur. Gaya hidup modern membuat kita merasa susah ikhlas menerima keadaan dan  tentu saja menjadi lupa untuk mensyukuri hidup. Dan biasanya selalu mengeluh tak berkesudahan.

Sabtu, 26 November 2011

MENGAPA TIDAK MELAKUKAN HAL SEDERHANA UNTUK SUKSES DAN BAHAGIA?


Kita mau sukses dan bahagia
Minimal sukses dan bahagia menurut ukuran kita sendiri, bukan ukuran orang banyak yang lebih berorientasi kepada harta dan jabatan
Mengapa harus pusing dengan berbagai teori, cara, petunjuk, tips dan trik yang katanya praktis dan ilmiah tapi kenyataannya cukup rumit dan sulit dipahami ? 
Mengapa tidak MELAKUKAN (bukan sekedar teori atau di bibir saja) hal yang sederhana yaitu IKHLAS dan BERSYUKUR atas apapun yang kita kerjakan dalam kehidupan

Sekedar renungan akhir pekan penuh rasa syukur dan keikhlasan dalam perbuatan.    

Jumat, 25 November 2011

IKHLAS TIDAK SAMA DENGAN PASRAH

Samakah pengertian ikhlas dan pasrah ? Tentu saja tidak sama. Ketika kita menolong orang lain pasti menolong secara ikhlas, tidak ada menolong dengan pasrah. 

Pengertian ikhlas dan pasrah memang sama-sama mengandung makna menerima suatu keadaan. Pasrah lebih cenderung menerima keadaan karena merasa kalah tanpa dasar spriritual. Sedangkan ikhlas menerima keadaan karena atas dasar iman, karena keyakinan kepada Maha Kuasa.

Rabu, 23 November 2011

AKAN SULIT BERSYUKUR KALAU TIDAK IKHLAS


2 elemen dasar hidup bahagia adalah ikhlas dan bersyukur, mengapa harus ikhlas ? Apakah bersyukur saja tidak cukup ?” Sebuah pertanyaan yang cukup kritis. 

Jawabannya cukup sederhana saja. Bagaimana kita bisa bersyukur kalau tidak ikhlas menerima hidup kita ?. Ikhlaslah dulu menerima apapun kehendak Maha Kuasa atas hidup kita, setelah itu kita akan dapat benar-benar mensyukuri kehidupan.

Selasa, 22 November 2011

MENSYUKURI HIDUP TIDAK SAMA DENGAN MENIKMATI HIDUP

Ada pula yang beranggapan, mensyukuri hidup sama dengan menikmati hidup. Mereka yang berpikir seperti itu pasti akan terus mencari kenikmatan hidup. Ketika tidak mendapatkan kenikmatan, dia merasa menderita, tidak lagi bersyukur malah mempertanyakan kebaikan Tuhan. 

Menikmati dan mensyukuri hidup adalah pengertian yang sangat berbeda. Menikmati hidup adalah memanjakan raga, bersifat badaniah. Sedangkan mensyukuri hidup adalah dengan jiwa kita memuji dan berterima kasih kepada Sang Pemilik Kehidupan, suatu kesadaran spiritual. 

Dengan menikmati hidup kita memang mensyukuri hidup tapi mensyukuri hidup tidak selalu mencari kenikmatan hidup.

Senin, 21 November 2011

BERSYUKURLAH DALAM SIKAP DAN PERBUATAN, BUKAN HANYA DIUCAPKAN


Masih cukup banyak yang beranggapan kalau kita selalu ikhlas dan bersyukur artinya pasrah, tidak ada motivasi untuk maju. Orang yang beranggapan demikian, dapat dipastikan tidak memahami makna bersyukur. Dia memahami bersyukur hanya sekedar di bibir. 

Bersyukur tentu saja tidak sekedar diucapkan, lebih dari itu yang terpenting bersyukur harus diwujudkan dalam sikap dan perbuatan. Kalau kita bersyukur dengan kesehatan kita maka bekerjalah dengan rajin dan ulet. Kalau bersyukur dengan ilmu yang kita dapat maka berpikirlah lebih baik. Kalau bersyukur dengan rejeki yang didapat maka pergunakan rejeki itu dengan baik. Apakah kita bersyukur kalau bermalas-malasan, tidak mau menggunakan pikiran atau ilmu kita dan menghambur-hamburkan rejeki kita dengan berfoya-foya ?

Jika kita benar-benar bersyukur dalam sikap dan perbuatan maka dengan sendirinya kita akan selalu termotivasi menjadi lebih baik.

Kamis, 17 November 2011

EMOSI BERLEBIHAN MENGHASILKAN KEKECEWAAN-KEKECEWAAN LEBIH BERAT

Setiap hari kita berinteraksi dengan orang lain, tentu kita sering merasa kecewa kepada orang lain. Kecewa karena beragam alasan dari ingkar janji sampai orang lain melanggar hak-hak kita. Pada intinya kecewa karena sikap dan perbuatan orang lain tidak sejalan dengan kemauan kita. 

Apapun kekecewaan kita usahakan tenangkan diri dulu. Sebaiknya tidak merespon dengan emosi berlebihan. Cobalah diam sejenak dan tarik nafas dalam-dalam. Setelah tenang dan pikiran cukup jernih lalu carilah solusi yang baik. 

Jikalau kita mengatasi kekecewaan dengan emosi yang berlebihan, seringkali menghasilkan kekecewaan-kekecewaan berikutnya yang mungkin lebih berat.

Rabu, 16 November 2011

KADANG BISA BANGGA, KADANG KECEWA KEPADA DIRI SENDIRI


Pernahkah kita kecewa kepada diri sendiri ? 

Kalau menjawab, ”Tidak pernah”, kita bisa digolongkan orang yang sangat percaya diri, malah bisa dikatakan tinggi hati. Merasa selalu benar, tidak pernah salah. Selalu menyalahkan orang lain dan lingkungan. Dalam kondisi ini kita mungkin menjadi stagnan, tidak pernah mau memperbaiki diri. 

Andai jawabannya, ”Sering”, bisa dibilang kita termasuk orang yang kurang percaya diri, bahkan rendah diri (bukan rendah hati). 

Jika menjawab, ”Kadang-kadang”, kita tergolong orang yang cukup percaya diri. Kadang kita kecewa kepada diri sendiri karena memang ada yang salah dengan diri kita yang memang harus diperbaiki. 

Manusia tak mungkin sempurna, selalu benar. Namun manusia juga tak mungkin selalu salah. Kadang bisa salah, kadang bisa benar. Kadang bisa kecewa, kadang juga bisa bangga dengan diri sendiri.

Selasa, 15 November 2011

MENGUBAH KEBIASAAN DALAM MENGHADAPI KEKECEWAAN


Kecewa dengan cuaca yang panas, kita mengeluh,”Brengsek ! Panas sekali !”. Saat hujan turun, tanpa sadar kita mengumpat,”Sialan ! Hujan !”. Mau menelpon tidak ada sinyal, kita menghardik,”Setan ! Nggak ada sinyal !”. Dan banyak lagi contoh lainnya yang kita alami sehari-hari. Semua itu adalah pola pikir dan sikap sebagai respon dari kekecewaan yang terbentuk selama bertahun-tahun sehingga menjadi kebiasaan mendarah-daging yang kemudian bisa saja diteladani oleh anak cucu kita. 

Pertanyaannya, apa ruginya dengan kebiasaan itu ?. Kalau kekecewaan ringan seperti di atas saja kita menghadapinya dengan keluhan, umpatan dan hardikan, lalu bagaimana kita mengatasi kekecewaan yang berat ? Kemungkinan besar kita akan merespon dengan amarah yang meluap dan bisa tak terkendali. Amarah ini pasti merugikan diri kita sendiri. Amarah bisa membuat kita melakukan perbuatan konyol yang tidak rasional. Kemarahan yang terus berkobar bisa menjadi benci dan dendam yang tentu saja membuat hidup kita tidak bahagia

Jadi ubahlah pola pikir dan sikap kita ketika menghadapi kekecewaan ringan agar menjadi kebiasaan yang positif. Manakala udara panas, bersyukurlah, “Untung panas, saya jadi bebas bepergian”. Waktu hujan turun, berterima-kasihlah kepada Tuhan, “Terima kasih Tuhan atas air melimpah yang dicurahkan”. Pada saat tak ada sinyal, tersenyumlah,”Wah nggak ada sinyal, nggak bisa telpon tapi bisa menghemat pulsa”. Jangan biarkan kekecewaan merenggut kebahagiaan kita.

Senin, 14 November 2011

MENGATASI RASA KECEWA

Kalau mau jujur, bisa dikatakan setiap hari kita merasa kecewa. Selama kita hidup, kita tak bisa menghindari rasa kecewa. Dari kekecewaan ringan sampai yang berat. Cukup banyak orang yang gagal atau kurang mampu mengatasi dan mengelola kekecewaan dengan baik. Lalu menimbulkan beragam ekspresi dari murung, mengeluh, mengumbar sumpah serapah, caci maki sampai rasa benci dan dendam

Kita memang tak bisa menghindar dari rasa kecewa tapi kita seharusnya bisa mengatasi bahkan mengelola rasa kecewa. Selain kita berusaha mengatasi penyebab dari kekecewaan, kita juga harus mengubah pola pikir dan sikap. Dulu mungkin kita banyak mengeluh dan mencaci maki. Sekarang cobalah berpikir, adakah gunanya kita mengeluh dan mencaci maki ? Bukankah sikap ini malah menambah emosi dan stress kita? Cobalah kita menahan diri dengan diam menenangkan diri. Semestinya kita akan merasa lebih tenang dan lebih baik tanpa emosi. 

Cobalah atasi kekecewaan dengan mengubah pola pikir dan sikap kita.

Sabtu, 12 November 2011

DIMANAKAH KEDAMAIAN ?


Kita sebagai manusia tentu memiliki kebutuhan, keinginan dan harapan. Manakala kita tidak bisa mengendalikan keinginan dan harapan yang tidak sesuai kenyataan, timbullah berbagai masalah yang membuat pikiran dan hati kita menjadi kalut dan gelisah. Dalam kondisi ini kita mencari dan membutuhkan kedamaian untuk menenangkan pikiran dan hati kita. 

Lalu kita bertanya,”Dimanakah kedamaian ?”, “Adakah kedamaian ?”, “Apakah dalam kedamaian saya akan menemukan kebahagiaan ?”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita harus bertanya lagi kepada diri sendiri, “Apa yang menyebabkan pikiran dan hati kita tidak tenang dan damai ?”, “Apakah banyak kenyataan hidup yang tidak sesuai keinginan dan harapan kita ?” “Apakah kita harus menyalahkan orang lain, lingkungan, keadaan atau diri sendiri yang akan membuat kita semakin gelisah ?”, “Mengapa kita tidak mengikhlaskan semua persoalan dan hidup kita kepada Sang Maha Damai ?”.

Sekedar renungan akhir pekan dalam kedamaian.

Kamis, 10 November 2011

PARA PAHLAWAN JUGA MEMPERJUANGKAN KEDAMAIAN

“Apakah para pahlawan kita dulu tidak suka damai ?” 

Mereka justru mengorbankan nyawa untuk memperjuangkan kedamaian yang bebas dari penindasan, perbedaan, intimidasi, keserakahan, kekerasan dan penjajahan

Selamat Hari Pahlawan. 

Semoga masih banyak pahlawan masa kini yang rela berkorban dan berjuang bagi kedamaian dan kebahagiaan masyarakat Indonesia.

Rabu, 09 November 2011

ADAKAH KEDAMAIAN ?

“Adakah kedamaian di dunia ini ?” Sebuah pertanyaan yang penuh harap. 
 
Dunia di luar diri kita nyaris tak mungkin, kalau tidak mau dikatakan mustahil, ada kedamaiaan. Selama manusia memiliki ego yang dominan, tak terkendali, sangat sulit menciptakan kedamaian di dunia fana. Namun kita bisa menciptakan kedamaian di dalam dunia diri kita sendiri. Bisa dengan cara berdoa, yoga, meditasi dan lain sebagainya.

Selasa, 08 November 2011

KEDAMAIAN DAN KEBAHAGIAAN


Ada sebuah pertanyaan cukup menarik,”Apakah kedamaian identik dengan kebahagiaan ?”. 

Kedamaian lebih kepada pengartian suasana. Suatu suasana yang tenang, tak ada gejolak, konflik, keributan dan kekacauan. Suasana ini merupakan lingkungan yang sangat ideal dan lebih memudahkan kita untuk menciptakan kebahagiaan

Dalam kedamaian pasti mudah menciptakan kebahagiaan tapi kebahagiaan bisa diciptakan dalam berbagai suasana kehidupan.

Senin, 07 November 2011

SELAMAT HARI RAYA IDHUL ADHA

Dalam kebahagiaan, kami mengucapkan 
Selamat Hari Raya Idhul Adha 
kepada seluruh umat Islam di dunia.

Untuk menghormati Hari Suci dan membahagiakan tersebut, hari ini kami tidak menyampaikan tulisan maupun artikel. Sejujurnya kami ingin memberikan sedikit bahasan tentang arti dan makna Idhul Adha, namun dengan rendah hati kami menyadari tidak memiliki cukup wawasan mengenai peringatan yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban itu.

Sabtu, 05 November 2011

MENGAPA TAK MAU MENYEDIAKAN WAKTU ?


Benarkah kita sibuk bekerja, tak ada waktu bagi keluarga, berbuat kebaikan dan sejenisnya ? 
Ataukah kita memang tak mau menyediakan waktu ? 
Bukankah kita yang mengelola waktu dan bukan sebaliknya ? 
Bukankah waktu berlaku sama setiap orang, 24 jam sehari ? 
Tak ada waktu ataukah tak mau menyediakan waktu ? 
Mengapa kita tak mau menyediakan waktu ? 

Sekedar renungan akhir pekan tanpa kesibukan.

Jumat, 04 November 2011

BUKAN SIBUK MEMBAHAS SALAH ATAU BENAR TAPI LEBIH BAIK MENCARI SOLUSI


Ada yang bertanya, “Saya jarang bertemu keluarga karena saya harus mencari nafkah di daerah lain. Saya sibuk bekerja apapun yang bisa dilakukan dari subuh sampai malam hari dan hasilnya hanya cukup untuk kami makan sehari-hari. Apakah saya salah kalau jarang bertemu keluarga karena sibuk mencari makan bagi keluarga saya ?” 

Rasanya kurang bijaksana untuk mengatakan salah atau benar dalam kasus seperti ini. Akan lebih baik kita mencari solusi. Karena data yang kita dapat sangat minim atas masalah ini, tentu ada banyak pilihan solusi. Pertama mengapa tidak mencari nafkah di daerah asal ? Mengapa keluarga tidak ikut merantau ? Sampai kepada solusi mengapa tidak mengembangkan keterampilan lain ? Dan lain sebagainya. 

Dalam menghadapi kehidupan, kadang akan lebih bijak bukan sibuk membahas salah atau benar, lebih baik mencari solusi atas masalah tersebut.

Kamis, 03 November 2011

SEDIAKAN WAKTU UNTUK MEMPERHATIKAN DAN PEDULI KEPADA ORANG LAIN

Kesibukan sehari-hari dari bekerja sampai urusan keluarga dan pribadi, cukup menyita waktu kita sehingga kadang kita tak peduli dengan orang lain. Mungkin tanpa sadar kita menjadi lebih mementingkan diri sendiri, menjadi lebih egois. Bahkan ada keegoisan ini begitu kuat sampai tega memperoleh kesenangan bagi diri sendiri sementara orang lain menderita. Bergembira di atas duka orang lain

Ketika keegoisan ini mengakar dalam diri kita, cobalah sedikit berpikir, bagaimana kalau semua orang menjadi egois, tak peduli dengan orang lain ? Siapakah yang peduli kepada kita manakala kita menderita karena keegoisan orang lain ? 

Sesibuk apapun kita berusahalah menyediakan waktu untuk memperhatikan dan peduli kepada orang lain karena sewaktu-waktu bisa saja kita yang membutuhkan perhatian dan kepedulian dari orang lain.

Rabu, 02 November 2011

SEDIAKAN WAKTU UNTUK HAL-HAL YANG KELIHATAN SEPELE NAMUN BERMAKNA

Setiap hari kita sibuk bekerja, entah katanya mengejar mimpi, menggapai sukses dan sebagainya. Sibuk mencapai target, memenuhi deadline atau bekerja keras memaksakan diri agar semua berjalan dengan cepat, tak ada penundaan dan waktu yang terbuang. Dalam kondisi ini waktu terasa berlari begitu cepat mengejar kita. Nyaris tak ada waktu luang, waktu begitu berharga sampai beranggapan waktu adalah uang. Sangat sibuk sampai tak bisa merasakan nikmatnya sarapan, indahnya matahari, merdunya kicau burung, senyum ceria putra-putri di pagi hari, hanya karena terburu-buru berangkat bekerja lebih pagi. 

Ada yang mengatakan itulah harga atau pengorbanan yang harus dibayar untuk sebuah kesuksesan. Boleh saja berpendapat seperti itu tapi apakah kita benar-benar tak ada waktu atau tak mau menyediakan waktu ? Bukankah kita yang mengelola waktu dan bukan sebaliknya ? 

Sibuk bekerja tentu saja tidak buruk tapi jangan lupa menyediakan waktu untuk menikmati dan mensyukuri hal-hal yang kelihatannya sepele bagi orang sibuk namun memiliki arti dan makna yang besar dalam hidup kita.

Selasa, 01 November 2011

BUKAN TAK ADA WAKTU TAPI TAK MAU MENYEDIAKAN WAKTU


Mungkin cukup banyak di antara kita yang telah berkeluarga, jarang menyediakan waktu bagi keluarga karena alasan kesibukan pekerjaan. Dan kita sibuk bekerja, justru untuk membahagiakan keluarga, sebagai wujud kasih sayang dan tanggung jawab kepada keluarga. Kira-kira seperti itu argumen yang umum kita sampaikan. 

Kisah ini mungkin sudah terlalu sering kita dengar dan baca menjadi ide cerita di film, sinetron, novel dan sebagainya. Sudah sangat banyak artikel dan acara di media massa yang membahas masalah tersebut. 

Dalam forum ini, hanya pertanyaan sederhana yang ingin diajukan, mengapa ketika kita masih berpacaran, selalu  menyediakan waktu bagi kekasih walau kita sesibuk apapun ? Setelah menikah mengapa semakin jarang ada waktu dengan alasan sibuk ? Bagi sebagian yang mungkin memiliki P/WIL (Pria/Wanita Idaman Lain) mengapa selalu menyediakan waktu dalam kesibukan pekerjaan ? 

Kesibukan bukan alasan yang tepat jika jarang bersama keluarga. Kita bukan tak ada waktu tapi TAK MAU MENYEDIAKAN WAKTU.

Senin, 31 Oktober 2011

HINDARI ALASAN KESIBUKAN

Kita pasti pernah diminta kesediaan waktu oleh seseorang, entah untuk menghadiri acaranya atau dia membutuhkan sedikit pertolongan kita dan sejenisnya. Lalu dengan mudah kita jawab, “Maaf, saya sibuk, tidak ada waktu”. Sebuah penolakan dengan alasan klasik, kesibukan. Jawaban itu memang hak kita sepenuhnya yang tidak dapat dipaksakan. 

Kesibukan adalah masalah prioritas pembagian waktu. Semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam sehari. Ketika kita mengatakan tak ada waktu kepada seseorang sebenarnya kita tidak menempatkannya dalam prioritas teratas. Dengan kata lain, kita tidak menganggap penting orang tersebut. 

Cobalah hindari jawaban menggunakan alasan kesibukan. Jawablah dengan jujur tapi tetap menghargai orang lain.  Di antaranya mungkin seperti ini, “Saya pasti berusaha menyanggupi tapi anda pasti memaklumi kalau ternyata hidup kadang tak sesuai rencana”. Jawaban yang lebih panjang tapi lebih jujur, sopan dan bijak.

Sabtu, 29 Oktober 2011

MENGAPA MEMBIARKAN RASA SAKIT HATI MERUSAK KEBAHAGIAAN HIDUP KITA ?

Karena kita berinteraksi dengan banyak orang, termasuk yang kita cintai, sakit hati bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. 
Lalu mengapa membiarkan rasa sakit hati berkepanjangan yang akan merusak kebahagiaan hidup kita ? 
Mengapa kita tidak memaafkan, melupakan dan mengambil hikmah atas peristiwa tersebut ? 
Apakah kita mau rasa sakit hati menjadi luka hati  permanen yang tak tersembuhkan dan menimbulkan trauma batin yang selalu mengganggu pikiran dan jiwa kita sehingga hidup tak bahagia ? 

Sekedar renungan akhir pekan tanpa rasa sakit hati.

Rabu, 26 Oktober 2011

SAKIT HATI ITU MANUSIAWI, HADAPI DAN ATASI SECARA BIJAK

Jikalau kita tidak mau sakit hati, jangan jatuh cinta dan jangan berinteraksi dengan orang lain. Cobalah hidup seorang diri di gurun, di hutan atau di laut. Mungkinkah ? Bisa saja walau kemungkinannya kecil. Masalahnya bukan mungkinkah atau bisakah hidup di sana sendiri tapi adakah manusia normal beradab yang mau melakukannya seumur hidup hanya untuk menghindari rasa sakit hati ? 

Sakit hati memang sungguh menyakitkan bahkan ada sebuah lagu yang mengatakan lebih sakit daripada sakit gigi. Sesakit apapun, sakit hati itu manusiawi, bagian dari kehidupan yang harus kita rasakan, harus dihadapi dan diatasi secara bijak.

Selasa, 25 Oktober 2011

WAKTU BISA MENYEMBUHKAN RASA SAKIT HATI


Kita tidak bisa selalu mengendalikan orang lain. Sikap dan tindakan orang lain terhadap kita tak selalu sesuai kehendak kita. Bahkan orang-orang terdekat sekalipun seperti suami, istri, anak, orang tua dan saudara seringkali berbeda dengan kemauan kita. Kadang malah menyakitkan hati kita sampai timbul kemarahan dan pertengkaran. 

Masalah ini mudah diselesaikan kalau ada pihak yang mengalah dan lebih baik lagi ada yang berbesar hati memohon maaf. Bagaimana kalau masing-masing keras hati merasa benar dan tak mau mengalah ? Masalah dan sakit hati akan terus berkobar berkepanjangan menimbulkan kebencian. Puncaknya biasanya salah satu atau kedua pihak tak mau bertemu dan memisahkan diri. 

Tak bertemu selama beberapa waktu bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk menurunkan emosi dan introspeksi diri. Seiring berjalan waktu, perlahan sedikit demi sedikit kita dapat memaafkan orang lain dan diri kita sendiri lalu melupakan rasa sakit hati di masa lalu. Mulai berbaikan kembali dan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Senin, 24 Oktober 2011

KEBAIKAN TIDAK SELALU BERBALAS KEBAIKAN, TAK PERLU SAKIT HATI

Kita mungkin pernah berbuat baik kepada seseorang, entah karena hubungan asmara atau karena memang ingin melakukan kebaikan atas dasar cinta kasih kepada sesama manusia. Namun kadang kebaikan kita malah direspon negatif. Air susu dibalas air tuba. Kebaikan dibalas dengan ketidakbaikan. Cinta dibalas dengan pengkhianatan perselingkuhan dan lain sebagainya. 

Sungguh menyakitkan memang tapi itulah kenyataan hidup kebaikan tidak selalu berbalas kebaikan. Andai kita sakit hati, tidak bisa memaafkan bahkan membalas kembali dengan dendam dan kebencian maka hanya akan merusak diri kita sendiri. Kalau kita melakukan kebaikan itu atas dasar cinta kasih, kejadian tersebut adalah ujian berat cinta kasih kita. Jika benar kita memiliki cinta kasih, tentu juga memiliki maaf. 

Maafkan, lupakan dan ambil hikmah atas peristiwa tersebut untuk tetap penuh cinta kasih terhadap sesama manusia serta hidup lebih nyaman dan tenteram tanpa rasa sakit hati.

Sabtu, 22 Oktober 2011

APAKAH BERHEMAT ARTINYA KITA MENGENDALIKAN HAWA NAFSU ?

Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi besok, lalu apakah kita harus memburu kenikmatan dan kesenangan hari ini dengan berboros ria, tak peduli dengan hari esok ? 
Apakah kita harus memuaskan semua nafsu hari ini
Apakah tidak lebih baik jika kita dapat mengendalikan nafsu dengan berhemat ?   
Apakah mengendalikan nafsu sama dengan menahan nafsu yang membuat kita menjadi pelit ? 
Apakah mengendalikan nafsu artinya tidak mengumbar nafsu berlebihan ? 
Apakah boros itu hanya mengumbar nafsu hari ini ? 
Apakah kita juga harus pelit dengan menahan nafsu ? 
Mana yang lebih baik mengumbar nafsu dengan berboros ria atau menahan nafsu menjadi orang pelit ataukah mengendalikan nafsu kita dengan berhemat

Sekedar renungan akhir pekan untuk mensyukuri hidup dengan berhemat.

Jumat, 21 Oktober 2011

SEBUAH TIPS DAN TRIK MENGURANGI KEBIASAAN BOROS ATAU PELIT


Ada yang mengatakan sifat pelit, boros atau hemat adalah karakter dari lahir yang sulit untuk diubah. Mungkin ada benarnya. Kalau hemat sudah semestinya tak perlu diubah. Pelit atau boros jika tak bisa diubah, tentu bisa disiasati untuk mengurangi kebiasaan boros atau pelitnya. Bagi si boros bisa saja jangan memegang banyak uang tunai atau kartu kredit / debet sendiri. Bagi yang pelit tentu kebalikan dari si boros, bawa selalu uang tunai dan kartu kredit / debet secukupnya.   

Rabu, 19 Oktober 2011

“HIDUP HANYA SEKALI, SYUKURILAH !” ITU ALASAN HIDUP HEMAT


“Hidup hanya sekali, nikmatilah !”, alasan klasik orang-orang yang boros. Tidak salah memang, hidup tak bisa diulang kita harus menikmatinya. Tapi bukan berarti kita selalu memburu kenikmatan dan kesenangan dunia. Mungkinkah kita akan selalu mendapatkan kenikmatan dan kesenangan ? Ketika tak mendapatkan apa yang diinginkan, si boros akan mengeluh panjang lebar, bahkan mencaci maki yang tak jelas. Manakala masalah dan duka mendera hidupnya, si boros akan mengambil jalan yang seringkali menghancurkan hidupnya sendiri. 

Kalau hemat kita tetap selalu dapat menikmati hidup kita sekarang, besok dan di masa depan dalam masa suka maupun duka jika Tuhan masih berkenan memberi nafas kehidupan. “Hidup hanya sekali, syukurilah !” itu alasan hidup hemat.

Selasa, 18 Oktober 2011

ANTARA BOROS, PELIT DAN HEMAT


Seorang yang boros tidak bisa membedakan antara hemat dan pelit. Dia beranggapan hidup hemat sama dengan pelit. 

Orang yang pelit pasti hemat tapi hidup hemat sama sekali bukan pelit. Pelit atau kikir artinya berusaha semaksimal mungkin tidak mengeluarkan uang dan biaya bahkan bagi keperluan penting sekalipun agar tidak mengurangi harta yang dimiliki. Sedangkan hidup hemat adalah berusaha menggunakan uang dan hartanya seefisien mungkin hanya untuk keperluan penting bagi tujuan yang lebih baik di masa datang. 

Orang pelit akan sangat menderita kala Tuhan mengambil hartanya. Orang boros akan selalu merasa kekurangan. Dan saat susah biasanya dia akan meminta bantuan dari si hemat. 

Hidup hemat adalah hidup penuh rasa syukur, menyadari harta hanya pinjaman dari Maha Kuasa bagi kebaikan kita sendiri dan kehidupan orang banyak.

Senin, 17 Oktober 2011

BERHEMAT ADALAH WUJUD RASA SYUKUR KETIKA MENDAPATKAN REJEKI

Manakala mendapatkan rejeki berupa uang, kita tentu sangat bersyukur kepada Maha Kuasa. Rasa syukur ini tidak cukup hanya diucapkan. Kita wujudkan rasa syukur ini dengan memanfaatkan rejeki tersebut sebaik mungkin, bukan lalu menghamburkannya untuk bersenang-senang, foya-foya atau hal-hal yang kurang perlu. 

Berhemat ketika mendapatkan rejeki adalah wujud nyata rasa syukur kita kepada Sang Pemilik Rejeki.

Sabtu, 15 Oktober 2011

MUNGKINKAH KITA SAKIT ROHANI ?

Sekarang barangkali kita tidak sakit secara jasmani, sadarkah kemungkinan kita sedang sakit rohani ? 
Sadarkah sakit rohani bisa menyebabkan sakit jasmani ? 
Apa saja sebagian tanda-tandanya ? 
Apakah kita selalu merasa ada beban yang kita bawa kemanapun ? 
Apakah kita merasa ada sesuatu yang hilang tapi kita tidak tahu apa yang hilang ? 
Kita mencoba mencari dan mencari namun tak menemukan ? 
Mungkinkah kita sakit rohani ? 

Sekedar renungan akhir pekan bagi kesehatan jasmani dan rohani.

Jumat, 14 Oktober 2011

MENYIKAPI PENYAKIT YANG TAK TERSEMBUHKAN

Bagaimana kalau kita menderita penyakit yang tak tersembuhkan, seperti HIV/AIDS dan sebagainya ? 

Kita punya beberapa pilihan. Pertama mungkin mengakhiri hidup kita sendiri sekarang. Pertanyaannya, benarkah tidak ada harapan sama sekali ? Bisa jadi besok atau lusa akan ditemukan obatnya. Tidak mustahil pula Tuhan berkenan memberikan keajaiban. Mengapa tidak ? Semua bisa terjadi atas kehendakNya. 

Pilihan kedua setiap hari hanya meratapi nasib, nyaris tak melakukan apapun, seperti hanya menunggu hukuman mati. Mengapa kita menyia-nyiakan sisa hidup kita yang berharga ? Bukankah setiap manusia yang sehat kelak juga pasti akan mati ? 

Pilihan yang paling bijak adalah berusahalah hidup senormal dan sebaik mungkin. Ikhlaslah menerima penyakit kita. Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan hidup untuk memperbaiki kesalahan kita dengan berbuat lebih banyak kebaikan kepada masyarakat. Dan yang terpenting, sekecil apapun harapan akan selalu ada selama kita masih hidup dan berusaha.

Kamis, 13 Oktober 2011

SAKIT, ADILKAH BAGI KITA ?


Kalau sekarang kita sedang sakit, kita sungguh tak tahu kapan akan sembuh. Jika sekarang  sedang sehat, kita juga pasti tak tahu kapan akan jatuh sakit atau kapan dipanggil Maha Kuasa. Semua adalah Kuasa Tuhan. Kita tak bisa menolak apalagi memprotesNya. Jika kita memprotes, menganggap Tuhan tak adil, kita malah bisa sakit berat bahkan sakit jiwa. Apa adil menurut kita ? Selalu sehat ? Hidup abadi ? Bebas menentukan hidup kita sendiri ? Kalau demikian maka adil bagi kita adalah ketika kita menjadi tuhan. Mungkinkah ?

Rabu, 12 Oktober 2011

“PENYAKIT” YANG PALING BANYAK DIDERITA ORANG DAN SULIT SEMBUH

“Sakit” yang paling sulit sembuh dan diderita oleh banyak orang adalah “sakit” moral dan nurani. Seperti keegoisan, ketidakjujuran, kebencian, keserakahan dan berbagai keburukan lainnya. Bukan karena tak ada obatnya, melainkan tidak disadari atau memang tidak mau menyembuhkannya. Sesungguhnya “obatnya” mudah dan cuma-cuma, ada di dalam diri kita sendiri. Hanya saja mungkin bagi banyak orang, “obat” ini terlalu jauh dijangkau, ada di dasar hati kita yang paling dalam.

Selasa, 11 Oktober 2011

SAKIT MUNGKIN SEBUAH TEGURAN DARI MAHA KUASA


Sakit, bisa jadi itu sebuah peringatan dari Maha Kuasa untuk selalu ingat kepadaNya. Sebuah teguran agar kita selalu bersyukur kepadaNya ketika diberkahi kesehatan. Bersyukur tak hanya di bibir tapi dalam perbuatan dengan bekerja lebih rajin, lebih jujur, lebih menyayangi keluarga, lebih menghargai waktu dan pada intinya lebih banyak berbuat kebaikan ketika kita sehat walafiat.

Senin, 10 Oktober 2011

IKHLAS MENERIMA SAKIT


Kita semua pasti tak mau menderita sakit tapi adakah manusia normal yang tidak pernah merasakan sakit ? Mau tak mau kita pasti pernah sakit, paling tidak flu, pusing atau luka lecet. Kita bisa berusaha melakukan pola hidup sehat namun bisakah kita menghindar dari jatuh sakit ? 

Sakit adalah Kuasa Tuhan yang tak dapat kita tolak. Kita harus menerimanya dengan ikhlas. Awalnya pasti sulit, seiring waktu semestinya kita dapat menerimanya sambil berusaha mencari kesembuhan dengan penuh keyakinan dan kecintaan kepada Sang Pemilik Kehidupan.

Sabtu, 08 Oktober 2011

MENGAPA TIDAK KITA LEBIH DULU YANG MENCINTAI ORANG LAIN ?


Kalau kita bahagia jika ada orang lain mencintai kita, lalu mengapa kita tidak mencintai orang lain
Bukankah jikalau kita tidak mencintai orang lain maka tak akan ada orang lain yang mencintai kita ? 
Mengapa menunggu orang lain lebih dulu mencintai kita ? 
Bukankah lebih baik kita yang lebih dulu mencintai sesama manusia ? 

Sekedar renungan akhir pekan penuh cinta kasih.